Prolog

prolog blog babapedia

Hanya kepada Allah saja aku bersyukur dan memuji-Nya; atas karunia nikmat, izin dan kuasa-Nya jualah aku terlahir di muka bumi ini, menjadi pelaku dan saksi hidup dalam kehidupan nyata ini sampai sekarang.

Dan shalawat dan salam aku haturkan sebaik-baik manusia yang diutus kepada umat manusia, sebaik-baik guru dan murabbi, sebaik-baik panutan dan uswah hasanah, Nabi Muhammad – shallallahu 'alaihi wa sallam -, beliau tidak pernah lelah dalam mengajarkan manusia kebaikan dan memperingatkan dari keburukan dan kemungkaran. Tak lupa juga kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa berpegang terguh dengan ajaran-ajaran beliau hingga akhir zaman, amma ba'du

Ucapan terima kasih aku berikan untuk kedua orangtuaku, yang telah membesarkanku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang sejak aku masih orok hingga bisa merokok (walaupun nyatanya aku tidak suka dan gak demen sama rokok), dan membimbingku sejak aku masih anak-anak hingga punya anak.

Keduanya tidak pernah luput dalam doaku, terutama Ibuku tercinta dan tersayang yang telah berpulang ke rahmatullah; maafkan aku wahai ibu, aku belum bisa berbakti kepadamu dengan baik - semoga Allah mengampuni dosa-dosa beliau, mengumpulkan kita kembali di surga-Nya nanti, aamiiin yaa rabbal-'aalamiin -.

Tak lupa ucapan terima kasih dan salam sayang kepada saudara-saudariku (yang tidak bisa aku sebutkan nama-nama kalian di sini) yang telah dan tetap memberikan supportnya kepadaku, dalam masa senang muapun duka; maafkan aku jika aku belum bisa menjadi kakak yang baik buat kalian.

Salam sayang dan cinta tuk istriku, yang telah menerimaku sebagai pasangan hidupnya, menerimaku apa adanya, bahkan dengan segudang kekurangan yang aku miliki. Tak bosan dan lelahnya ia mendampingiku, melayaniku, mencuci pakaianku, memasakkan makananku, dan mengurusi segala urusan-urusan rumah tangga lainnya.

Dari rahimnyalah terlahir bidadari kecil yang melengkapi kebahagian kami, yang – insyaallah – akan menjadi lahan amal jariyah kami. Semoga Allah – ta'ala – selalu melimpahkan berkah dan keridhoan-Nya kepada rumah tangga kami, aamiiin yaa rabbal-'aalamiin.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ إِمَامًا

" Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa". (QS. Al-Furqan : 74)

***

Alhamdulillah, aku terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Jadi jaminan hidup dalam masalah makanan dan pendidikan aku rasa cukup dan tidak pernah kurang. Ayahku adalah seorang guru alumni perguruan tinggi di luar negeri, tapi ayahku bukan PNS. Hanya ibuku saja yang merupakan guru PNS di sebuah madrasah di kota kami tinggal.

Masa kecilku aku lewati dan habiskan di sebuah desa kecil yang jauh dari perkotaan, tapi masih di wilayah Jawa, yang masih ada bau-bau kemodernan. Masa-masa dimana pemilik TV masih jarang, punya pun hanya bisa menangkap satu stasiun TV, yaitu TVR*. Kalau mau nonton film JIBAN aja, harus keliling desa mencari tetangga yang punya antena dan bisa menangkap stasiun TV swasta IND*S*AR. Hayoo, siapa yang masih ingat film JIBAN?! Yang kecil di tahun 1995an pasti tau film ini, betul gak?!

Masa anak-anak saat itu, sebagian besar dihabiskan di sawah atau sungai. Sungguh masa-masa yang ingin selalu aku kenang dan aku rindukan. Pengen rasanya jadi anak kecil lagi, pengen mengulangi kembali masa-masa dimana kita bebas bermain. Andaikan…andaikan…

***

Saat aku beranjak dewasa, lebih tepatnya masa-masa remaja, aku disekolahkan di sekolah boarding yang berjarak 5 jam perjalanan dari kotaku. Bagiku berpisah dari orang tua bukan suatu masalah berat, soalnya sejak SD aku sering diikutkan semacam pesantren kilat gitu. Tapi kadang rasa rindu berkumpul dengan orangtua dan keluarga itu datang, dan bagiku itu adalah suatu hal yang wajar dan lumrah.

Di sana aku mendapatkan teman yang banyak, dari berbagai daerah di wilayah Indonesia, dan dari berbagai latar belakang, mulai dari yang miskin, sedang, kaya dan kaya banget. Lingkungan majemuk seperti inilah yang sedikit banyak membuatku kedewasaanku bertambah.

Nah, selama aku mengenyam pendidikan di sana, aku mulai mengenal peralatan elektronik seperti komputer, handphone dan semisalnya [katrok juga aku yaa…!!!]. Dan ketika itu pula aku mulai mengenal internet, walaupun hanya sebatas membuat email dan chatingan saja, tepatnya ketika aku kelas 3 SMP.

Baru setelah aku lulus SMA, aku dikenalkan oleh teman dan akhirnya pun aku mengenal dunia blogging [bukan illegal loging yaa!!], itu pun cuma sekedar iseng buat blog-blogan, tapi gatau harus ngisi dan nulis apa. Ketika menjelang kelulusan baru ada keinginan dan keseriusan untuk membuat blog dan mengisi konten-kontennya, serta berbagi manfaat kepada penghuni dunia maya.

Seiring dengan berjalannya waktu, niatan dan keseriusan itu timbul tenggelam. Nah ketika niatan itu sedang timbul, lahirlah blog ini. Semoga niatan ini bisa terjaga nyalanya dan tidak padam, besar harapannya seh bisa menyala lebih besar dan bisa membakar dunia maya dan serta membuat kehebohan di dalamnya.

Sekian prolog/pembuka blog ini, terima kasih kepada semua pihak yang memiliki andil demi terlahirnya blog ini. Masukan dan kritikan yang membangun selalu admin nanti-nantikan. Dan jangan segan untuk menegur, jika admin lalai/salah ketika menulis.

Dan akhir kata, alhamdulillahi rabbil-'aalamiin.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Prolog"

Post a Comment